Menyiapkan Anak Belajar Membaca

Saat ini tuntutan kurikulum sekolah yang mengharuskan anak bisa membaca di kelas 1 SD membuat banyak orang tua khawatir kalau melihat anak mereka belum bisa membaca.

sehingga orang tua mulai mengajari anak mereka membaca sedini mungkin. apalagi melihat anak yang bisa membaca di usia sedini mungkin menjadi kebanggaan tersendiri buat ayah bundanya.

i. Tujuan Belajar Membaca

Sebelum mengajari anak membaca, sebaiknya orang tua perlu memahami dulu tujuan pentingnya anak bisa membaca.

membaca adalah kemampuan akademis yang paling dasar. Ada 3 tahap dalam proses belajar membaca :

  1. Bisa membaca

  2. Membaca Memahami

  3. Cinta Membaca


Bisa membaca adalah langkah awal, proses belajar anak tidak berhenti pada kemampuan anak melafalkan huruf dan kata tapi perlu naik ke tahap selanjutnya memahami makna dari kalimat yang dibacanya.


Disinilah tujuan sebenarnya kita mengajari anak membaca agar bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan dari buku atau teks yang dibacanya.


Agar berdampak panjang proses belajar membaca harus naik ke tahap berikutnya yaitu cinta membaca. Membangun budaya cinta membaca tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Cinta baca terbentuk dari proses awal belajar membaca yang menyenangkan.


Kalau budaya cinta membaca sudah tumbuh dalam diri anak. maka anak akan punya inisiatif untuk membaca dan belajar apapun yang menjadi minatnya. Membaca dan belajar karena kemauannya sendiri.


Ini yang harus terlebih dahulu dipahami orang tua. Proses belajar membaca tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek tapi juga berdampak panjang bagi kehidupan anak.

ii. Kapan anak siap diajari membaca?

Untuk mulai mengajari anak membaca, perlu memperhatikan kesiapan fisik dan mental anak. Jika anak belum siap, proses belajar membaca bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. 


menurut Susan R Johnson, Seorang psikiater Anak akan siap belajar membaca ketika kedua belahan otak anak sudah berkembang dan terhubung. otak manusia terbagi menjadi 2 otak kanan dan otak kiri. Pada tahun pertama kehidupan anak, yang berkembang dan bekerja adalah otak bagian kanan, otak kanan lebih dominan bekerja dengan visual dan gambar. 


yang terjadi saat kita mengajari membaca saat anak masih dominan menggunakan otak kanannya. maka anak akan mengenali tulisan sebagai gambar. anak akan kesulitan menghubungkan kata yang di baca dengan maknanya. anak juga akan kesulitan dalam membedakan tulisan yang memiliki bentuk sama misalnya seperti tulisan BOLA dan BALA.



Yang perlu dilakukan orangtua agar otak anak berkembang dan terhubung adalah memberi anak kesempatan untuk banyak bergerak, banyak main, melakukan berbagai aktifitas fisik.


Mengembangkan motorik kasar seperti melompat merangkak berlari memanjat  dan motorik halus dengan menempel menekan menggenggam membantu mengoptimalkan tumbuh kembang otak anak.


gerakan- gerakan yang mengkoordinasikan bagian tubuh anak seperti merangkak, berlari, memanjat mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan menghubungkan kedua belahan otaknya.


biasanya anak yang semasa bayi tidak merangkak akan mengalami kesulitan dalam memasuki tahap awal belajar membaca. karena tidak terlatih dalam mengkoordinasikan gerak anggota tubuhnya sehingga kedua belahan otaknya belum terhubung dengan optimal.


masalahnya kadang orang tua melihatnya hanya sebagai aktifitas main yang tidak bermakna. padahal dengan banyak main dan banyak gerak itu jadi bagian dari tumbuh kembang anak untuk mematangkan dan menghubungkan kedua belahan otak anak.


yang juga perlu diperhatikan buat orang tua yg memiliki anak laki laki. kebutuhan gerak anak laki laki lebih banyak dari anak perempuan. maka itu biasanya anak perempuan lebih cepat berkembang dalam kemampuan bicara dan membaca.

iii.Bagaimana mengetahui kematangan otak anak?

kita bisa melakukan tes sederhana. yaitu dengan meminta anak berdiri menggunakan 1 kaki sambil menutup mata. atau dengan memintanya berjalan baris berbaris. apakah anak sudah bisa menggerakkan tangan dan kaki nya dengan menyilang? 


kalau ternyata belum, sebaiknya anak dikuatkan lagi aktifitas koordinasi tubuhnya baru kemudian belajar membaca.


kondisi sekarang ini ada lebih banyak masalah dan kesulitan belajar pada anak salah satu penyebabnya adalah kurangnya aktifitas fisik. Kebutuhan gerak anak yang tidak terpenuhi.

iv. Faktor Pendukung

Faktor pendukung lainnya yang membuat anak siap belajar membaca adalah lingkungan berbahasa. Membacakan buku, mendongeng, mengajak anak mengobrol, melakukan percakapan sehari- hari membuat perbendaharaan kata anak semakin banyak. sehingga ketika anak sudah belajar membaca, ia mampu menghubungkan kata dengan maknanya.


v. Metode Belajar Membaca

Ada banyak teknik dan metode yang bisa dipakai dalam mengajari anak membaca. kembali kepada orang tua dengan memperhatikan kenyamanan anak. agar proses belajar membaca jadi menyenangkan.

yang pertama dilakukan bisa mengenalkan huruf- huruf dengan cara yang menyenangkan seperti dengan bernyanyi.

lalu mengajarkan suku kata bermakna. sehingga anak paham apa yang dibaca itu ada artinya. bukan hanya bunyi-bunyi saja.

lalu dilanjutkan dengan suku kata bervariasi

setelah anak bisa membaca kita pelu melanjutkan proses belajar dengan latihan membaca lantang. saat anak membaca lantang kita akan tahu apakah anak paham makna bacaan dari caranya membaca. sehingga kemampuan anak memahami bacaan akan semakin terlatih.

yang terakhir adalah sabar dan konsisten. 

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top