10 tehnik mendisiplinkan yg berdampak buruk bagi anak


Kita sebagai orang tua tentu mengharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dgn nilai2 yg dianut dlm tiap keluarga, kadangkala saat anak keluar dari jalur yg diharapkan, orang tua akan bertindak mendisiplinkan, mengambil alih sebagai pemegang kendali untuk memastikan anak tetap berada di jalur yg diharapkan orang tua.


Berikut ini adalah 10 tehnik mendisiplinkan yg berdampak buruk bagi perkembangan anak :

1. kekerasan fisik 
Dapat dipastikan kekerasan fisik yg diterima anak akan berdampak negatif pada perkembangan anak, kekerasan fisik ini jg berefek domino, saat seorang anak mendapat kekerasan fisik dr orangtuanya maka bukan tidak mungkin ia akan meneruskannya kepada orang lain dan lingkungan disekitarnya.

2. Paksaan 
Contoh kasus untuk pemaksaan ini dialami sendiri oleh orang terdekat saya, saat msh kecil ia berkunjung ke kebun binatang bersama orang tuanya, saat itu ada pertunjukan ular besar,
sang orang tua ingin anaknya berfoto dengan ular tersebut dengan membayar biaya tertentu, tp si anak saat itu merasa takut dan menolak berfoto dengan ular tersebut, karena merasa sudah membayar sang ibu pun menarik dan memaksa anaknya untuk tetap berfoto dgn ular itu. Dampaknya hingga dewasa teman saya itu takut sekali dgn ular, bahkan melihat gambarnya saja begitu menakutkan baginya. Paksaan bisa meninggalkan trauma terdalam hingga si anak dewasa.

3.
Teriakan/bentakan 
Cara ini seringkali kita pakai untuk mendidik/ mendisiplinkan anak, padahal teriakan/ bentakan merupakan luapan emosi dr pelakunya, ketika kita meneriaki atau membentak, anak-anak menjadi takut dan cemas, atau mereka menjadi apatis. bersikap acuh pada teriakan dan bentakan kita. 

4. Tuntutan seketika 
Sebagai orangtua kesabaran kita dalam mendidik anak sangat dilatih. Kita ingin anak selalu langsung menuruti apa yg kita perintahkan. Rata-rata anak butuh waktu transisi untuk menghentikan apa yang dia sedang kerjakan. Berilah peringatan sebelumnya. Anak akan merespon dengan lebih baik.

5. Omelan terus-menerus tanpa disertai aksi 
Biasanya dilakukan oleh orangtua yg ragu-ragu dalam menetapkan aturan yg berlaku bagi anak. Hal ini akan menjadikan anak tidak belajar bertanggung jawab.

6. Moralisasi (nasehat yg tidak disertai contoh nyata dari orangtua) 
Perilaku anak Mengikuti perilaku orang disekitarnya terutama ayah dan ibu dengan melihat praktek keseharian, nasehat orang tua yg hanya keluar dari mulut, tidak jarang hanya menimbulkan jarak antara anak dan orang tua.

7. Reaksi emosional berlebihan. 
Reaksi emosional ini biasanya justru dilatarbelakangi oleh emosi perasaan si orang tua, seperti cerita yg pernah saya baca tentang seorang ayah yg memukuli tangan anaknya hanya karena si anak mencoret coret mobilnya. Sebenarnya memukuli anak itu hanya sebagai luapan emosi berlebihan dari sang ayah yang mungkin diakibatkan adanya masalah lain.

8. Mempermalukan 
"masa gitu aj ga bisa!" " anak saya memang pemalu!" Itu sebagian contoh kalimat mempermalukan yg biasa kita gunakan. Apabila seorang anak tinggal dlm lingkungan itu, ia akan tumbuh menjadi pribadi tidak percaya diri.

9. Memasang perangkap. 
Kita orang tua mencari cari kesalahan si anak untuk bisa memarahinya. Hal ini menimbulkan rasa tidak aman dan tidak percaya. si anak akan menjadi pribadi yg tertutup.

10. Membangkitkan rasa bersalah berlebihan. 
"Kamu sih, main tanah, baju jd kotor!" "Gara-gara kamu buku itu robek!" Begitulah kira2 ungkapan membangkitkan rasa bersalah, sama seperti mempermalukan hal ini akan berdampak pada rasa percaya diri si anak

10 tehnik disiplin terburuk ini saya rangkum dan narasikan kembali dari tulisan di blog Charlotte mason indonesia yang merupakan saduran dr sebuah buku, untuk penjelasan lebih lengkap bisa langsung mengunjungi blog charlotte mason Indonesia

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top